Kamis, 14 Juli 2011

Harapan seorang Istri kepada Suami

Bismillaah (sebuah renungan dan harapan semua istri)

Suamiku….
Kuingin agar setiap perjumpaanku dengan mu menjadi sebuah perjumpaan manis, hiasi selalu dengan senyuman tulusmu karena senyummu adalah bahagiaku..do'amu adalah sebuah keridhoan bagiku.

Suamiku…
Bertuturkatalah yang lembut padaku ketika kau hendak sampaikan sesuatu agar ku mudah mencerna apa maksudmu perhatikanku pula ketika ku ingin berbagi denganmu mendengarkan ucapan atau ceritanku. Karena bagiku itu adalah sebuah penghargaan.

Suamiku…
kuinginkan sebuah panggilan kesanyangan tuk jadikan sebuah kemesraan dalam hubungan

Suamiku…
Kuingin kau lebih sebagai seorang sahabat yang berikan waktu untukku Jangan terlalu sibuk dengan segala urusanmu, sediakan waktu untuk bercengkrama bersama denganku walau hanya sekedar tuk ingatkan tentang kenangan indah bersamamu

Suamiku …
Jadikan bermusyawarah sebagai jalan dalam memecahkan persoalan keluarga.dengan adanya 2 orang akan lebih mudah ditemukan sebuah jalan keluar

Suamiku …
Bantu aku dalam ketaatan kepada Allah. Biasakanlah Bangunkan ku di sepertiga malam terakhir dan ajak ku menegakkan shalat Qiyamullail


Suamiku ….
Ajari ku apa yang kau ketahui dari Al Quran dan tafsirnya.

Suamiku …
Ajari ku tak lepas dari kalimat “Dzikr” (cara untuk mengingat Allah dengan mencontoh Rasulullah) di pagi dan petang.


Suamiku …
Ingatkan selalu aku untuk membelanjakan uang di jalan yang diridhoiNya... menebar kebaikan n jihad dijalan Islam

Suamiku…
Cemburu adalah fitrah. Bahkan kuharap kaupun punya rasa cemburu terhadap aku, tetapi jangan berlebihan (cemburu buta).

Suamiku …
Kuingin kan sikap kesabaran n kelembutan dalam menghadapiku jangan kau tunjukkan kekerasan n kata kata kasar padaku
Selalu ingatkan aku jika ada perbuatan yang salah pada diriku… karena aku hanyalah wanita sederhana dengan kekurangan dalam diriku

Suamiku…
Maafkan aku jika telah berbuat salah padamu … turunkan emosimu ketika kau hadapai aku… nasehatiku dengan kelembutanmu karena itu akan lebih mengena bagiku.

Ku yakin kau bisa lakukan itu… salam sayang untukmu selalu…^_^

Rasulullah SAW bersabda :

“ Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik (perlakuannya) terhadap istri-istrinya dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap istri-istriku.”

Rasullullah SAW juga bersabda :

“ Tidak ada yang memuliakan wanita dengan sejati kecuali laki-laki yang pemurah (dermawan) dan tak seorangpun yang menghina mereka (wanita) kecuali laki-laki yang kasar.”

GANGGUAN PSIKOSOMATIS

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Yukk belajar tentang kesehatan

Gangguan psikosomatis adalah gangguan atau kelainan fisik yang ditimbulkan oleh gangguan psikis atau gangguan jiwa. Jadi, gangguan atau keluhan ini terjadi bila seseorang ada gangguan pada kejiwaannya, baik itu gangguan yang sifatnya mikro maupun makro (misalnya kecemasan, stress, depresi, emosi tidak stabil, konflik, dll). Kelainan yang dialami oleh masing-masing orang beda-beda. Biasanya berupa keluhan-keluhan ringan seperti mual, kembung, sakit kepala, pegal-pegal, nyeri otot, diare. Tapi kadang juga terjadi keluhan yang tampak serius, seperti muntah-muntah, migren, gatal-gatal pada kulit, demam lama, sesak nafas, dll. Walaupun secara fisik tampak menggangu, namun semua keluhan itu bukan benar-benar merupakan kelainan fisik dan seringkali dalam pemeriksaan fisik atau lab tidak dijumpai kelainan.

Misalnya, menjelang akad nikah mempelai mules berat tapi tidak ingin buang air. Kalau diberi obat mules, dia akan sembuh. Karena asalnya bukan karena mikroorganisme, mungkin saja mules itu akan muncul lagi. Setelah akad nikah selesai, lancar, mules itu akan hilang sendiri. Mungkin kita semua pernah mengalami gambaran yang hampir serupa dengan itu.



Keluhan Psikosomatik

Pasien dengan keluhan fisik yang sangat banyak dan sering berganti-ganti setiap minggunya, biasanya datang pertama kali ke tempat praktek dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam.

Dokter biasanya akan memeriksa fisik pasien dengan keluhan seperti ini dan menyarankan beberapa tes penunjang. Tapi hampir tidak pernah ditemukan kelainan fisik yang mendasari keluhannya. Begitu juga dengan hasil tes penunjang seperti laboratorium, radiologi ( rontgen, CT-Scan atau MRI ), atau bahkan sampai endoskopi, tidak ditemukan kelainan pada pasien.

Bila sudah begini biasanya dokter umum atau spesialis lain akan merujuk pasien dengan keluhan seperti ini untuk datang ke psikiatersupaya dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut. Namun tentunya tidak mudah meminta pasien untuk menuruti saran ini. Beberapa di antaranya malah merasa bahwa dokternya tidak mampu mengobati dirinya. Selanjutnya pasien akan mencari dokter lain untuk mencoba mengobati ”penyakitnya” ini. Tidak heran pasien biasanya memiliki rekam medik yang sangat tebal dan mempunyai beberapa dokter sekaligus.



Gangguan Kejiwaan

Dalam bidang kesehatan jiwa, gangguan psikosomatik sebenarnya termasuk dalam bagian gangguan somatoform . Gangguan ini ditandai dengan adanya suatu keluhan fisik yang berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis, meskipun sudah berkali-kali dilakukan dan hasilnya normal. Setidaknya pun ada gangguan fisik maka gangguan tersebut berbeda atau tidak dapat menjelaskan keluhan yang dikemukakan pasien.

Biasanya gejala ini ada hubungannya dengan konflik dan perkembangan psikologis dari pasien, namun pasien biasanya menolak gagasan adanya hubungan antara penyakit yang diderita dengan problem atau konflik kehidupannya. Bahkan bila ditemukan adanya tanda depresi atau kecemasan pada pasien, pasien tetap menolak adanya hubungan tersebut.

Gangguan ini juga sering ditimbulkan pada pasien dengan gangguan kecemasan yang sangat seperti pada gangguan panik. Gejala jantung berdebar sangat sering dikeluhkan oleh pasien gangguan panik. Selain itu juga sering mengalami sesak napas. Kondisi ini juga meresahkan pasien karena ketika diperiksa ternyata tdak terdapat kelainan dalam organ tubuh pasien.



Apa Yang Harus Dilakukan ?

Pasien atau keluarga pasien yang mengalami hal ini dapat segera datang untuk bertemu dengan psikiater. Penjelasan tentang bagaimana mekanisme stres berpengaruh ke fungsi tubuh akan membantu pasien dalam memahami gangguan Psikosomatik yang dideritanya saat ini. Walaupun dalam pemeriksaan klinis dan penunjang tidak didapatkan keluhan, pasien dengan keluhan ini mengalami suatu disfungsi di sistem saraf pusat terutama di sistem saraf otonom dan jaras hipotalamus pituitary adrenal (HPA Axis). Kondisi ini telah diteliti oleh ilmuwan di Amerika Serikat dan memang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan secara umum.

Pengobatan dengan pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat dengan dosis yang tepat dan dalam jangka waktu tertentu akan membantu pasien menghadapi keadaan gangguan Psikosomatiknya dan akhirnya dapat berfungsi secara baik kembali.

dr.Andri,SpKJ

Psychosomatic Medicine Specialist

Referensi: berbagai sumber



Psikosomatis adalah kondisi yang terbilang wajar, asalkan tidak ekstrim. Bisa sembuh dengan sendirinya begitu pencetus stress-nya hilang. Jadi penderita perlu memahami stress apa saja yang bisa menimbulkan kondisi itu. Stress itu pada umumnya terkait dengan sesuatu yang membebani pikiran, sesuatu yang membuat malu atau rendah diri bila tidak berhasil, mengecewakan orang tua atau kekasih mungkin, atau apa saja yang pada hakikatnya terkait dengan ego manusia. Kendalikan stress tersebut , psikosomatis akan surut. Kenali stress kita, manage stress kita agar tidak negatif, maka kita bisa menjadi orang yang bergerak maju. Sekalipun tidak mudah untuk mengatasinya, tapi usaha yang keras akan menuai hasil. Insya Allah.

Meredam psikosomatis dengan ibadah, "Insya Allah, keseluruhan aktivitas ibadah seperti puasa, shalat, dzikir, shalat sunnah seperti tahajud, taubat, menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat, akan mendatangkan rasa aman dan tenang sehingga memberikan kesempatan kepada tubuh kita sehat secara sempurna"

Semoga bermanfaat...^_^

Indahnya Cara Allah Mendewasakan Aku

Bismillaah...

SEBUAH RENUNGAN

Di hadapanku… terbentang sebuah jalan panjang… Yang tak selalu lurus… tapi sesekali ada belokan tajam…
Jalan yang yang tak hanya dikelilingi bunga, tapi juga bertabur duri dan kerikil… Sesekali… kakiku tersandung… lalu aku terjatuh…
Tapi.. aku tak mau… memar di kakiku menjadi alasan untukku tak bangkit lagi berdiri…

Langit….
Bahkan tak selalu biru…. Terkadang mendung menjadikannya abu-abu…
Tapi… biarlah mendung menggantung…
Karena aku tahu… angin akan membuatnya berarak pergi menjauh dari langit biruku…

Ahh… ternyata…
Takdir Allah… tak selalu begitu…. Angin tak membawanya pergi….
Tapi… perlahan-lahan…. Kurasakan tetesan air… yang kemudian menderas….

Sakit….

Kurasakan tiap tetesannya mengenai wajahku…. Mungkin Allah ingin menghapus laraku… dengan hujan itu…
Walau terkadang aku tak selalu bijak… untuk bisa mengerti… Kalau ada kasih Allah… dalam tiap rintikan hujan…

Kembali aku mengaduh… berkeluh…. tiada henti…
Betapa kecil arti diri ini…. Bila tak kepada-Mu aku berserah diri….
Lantas pada siapa lagi lisan ini berucap dan tangan ini menengadah….
Sungguh… aku tak pantas…. Sungguh… sudah sekian kali banyaknya kudustakan nikmat-Mu…. Ya Allah…


Aku percaya…. Pada janji-Mu…

Bahwa setelah tangisku… pasti akan Kau ukir senyum di wajahku…
Aku pun tahu…. Mendung menggantung dan hujan menderas… tak akan selalu ada di langit biruku…
Karena setelahnya…. akan Kau lukis pelangi… di kaki langit….
Dan dengan pelagi itulah… Kau tunjukkan ada sebuah keindahan menantiku setelah mendung dan hujan itu…


Kau lah sebaik-baik penawar dukaku… Penyembuh sedihku….

Terimakasih Ya Allah…

Betapa indahnya cara-Mu mendewasakanku…

”maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi kah yang kau dustakan” (QS.Ar Rahman:13)

”karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS.An Nasyr:5)

semoga bermanfaat.

Ketika di Hadapan Seorang Ikhwan.

Tahukah kau Akhi?

Kalau ada sesuatu yang ada pada dirimu, yang membuat otakku memerintahkan mata ini untuk menunduk ketika berada di hadapanmu. Entah apa itu… hanya saja kau memiliki apa yang kebanyakan lelaki tak punya….

Hingga mata ini merasa tak pantas hanya untuk memandangmu sekilas apalagi menatapmu lekat-lekat….

Tahukah kau Akhi?

Ada yang berbeda darimu…. Yang tak mereka miliki, hingga kau terlihat begitu sempurna dimataku… tak sulit bila kau hanya ingin membuatku mengagumimu…. Hanya saja.. lagi-lagi aku merasa tak pantas untuk itu…. karena kau memang terlalu indah untuk dikagumi oleh seseorang sepertiku….

Ya…

Tak tahukah kau Akhi….

Sungguh, apa-apa yang ada padamu akan begitu mudah menggoda hatiku…

Maka ketahuilah, bahwa aku juga adalah saudarimu…. Yang harus kau jaga hatinya…

Bijaklah terhadapku… tak perlu kau ucapkan, kau tampakkan apa-apa yang akan merapuhkan imanku…

Keshalihanmu itu….

Sungguh… indah di mataku….

Tapi… ketika kau buang jauh iman di hatimu… kau tak kan lagi terlihat indah bagiku…

Akhi….

Ada kalanya, kau begitu mengusik hati… ketika bayanganmu berkelebat di benakku…

Tapi, aku tak kan selalu menyalahkanmu… mungkin hatiku inilah yang terlalu rapuh…

Hanya saja… satu pintaku Akhi….

Izinkan saudarimu ini… menjaga hati….

Dari mengagumi seorang lelaki yang belum pantas untuk mengisi sudut hati ini….

Akhi… tolong bantu aku….

Agar tak berkurang cintaku padaNya… karena terlalu lama bayangmu hadir dalam tiap pikirku..

Terimakasih Akhi….

Karena sekarang aku yakin….

Aku akan lebih bisa menjaga hati….

Kuazzamkan kini…

Biarlah Allah saja… yang akan menemukan pemilik hati ini…. ^^


(renungan.com) ^_^

Belajar Menjadi Dewasa

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Waktu dan usia itu berbanding lurus. Perjalanan salah satunya, akan saling
mempengaruhi satu sama lain. Semakin berlalunya waktu, di situ pula lah
bilangan usia akan bertambah. Manusia pasti akan menjadi tua. Itu hukum alam
yang mutlak.
Lalu bagaimana dengan kedewasaan ? Satu variabel kehidupan yang ternyata tidak
bisa disikapi serupa dengan waktu dan usia. Tak salah memang, ungkapan bahwa
kedewasaan itu adalah sebuah pilihan. Karna usia dan waktu, adalah sesuatu
yang pasti mengalir dan terjadi dalam kehidupan kita. Tapi untuk menjadi
seseorang yang dewasa, tiap manusia itu sendirilah penentunya.

Kedewasaan bagiku adalah pencapaian yang tidak pernah mengenal akhir. Dia
adalah serangkaian dari proses demi proses, bagaimana seseorang menghadapi
setiap masalah, cobaan, dan ujian dalam perjalanan hidupnya. Dewasa itu adalah
saat seseorang harus memutuskan memilih antara dirinya atau sekitarnya. Dewasa
adalah saat kau dihadapkan pada sebuah kondisi yang mengharuskanmu berkata
tidak walau itu tak seperti suara hati kecilmu. Dewasa adalah saat kau harus
memaksa dirimu tertawa, sekalipun hati itu memaksamu menangis. Lalu apakah
untuk menjadi dewasa kita harus selalu mengingkari diri sendiri?
Di awal mungkin akan tampak seperti sebuah pengingkaran, tapi itulah ajaibnya
sebuah kedewasaan. Manisnya baru akan terasa saat waktu telah benar - benar
mampu membuka mata dan hati kita.

Hari ini, aku belajar sekali lagi tentang bagaimana sulitnya untuk menjadi
dewasa. Menentukan pemenang dari peperangan antara ego dan akal sehat. Dan di
saat seperti itu, kata kunci yang harus selalu diperjuangkan adalah, kebaikan
bersama. Bukan sekedar kebaikan dan pemenuhan kehendak diri kita sendiri.
Teruntuk seseorang yang telah turut menginspirasiku, terima kasih t'lah membuatku mengerti sekali lagi. Bahwa tak selamanya yang menjadi kehendak kita itu, harus terwujud seluruhnya. Tanpa kita tahu, entah kapan... yang tidak terwujud tadi, akan hadir dalam rupa yang lebih baik dan tentunya di waktu yang lebih tepat dan indah... Percayalah.... :-)

Mengungkapkan Rasa Cinta Kepada Suami

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh..

(warning: yg blm punya suami nyimak aja,, renungkan jika kelak mempunyai suami..hihiii..((duh merasa jg.com)) )

Semua orang haus akan persahabatan dan kebaikan hati. Mereka semua ingin dicintai oleh orang lain. Hati manusia menginginkan yang demikian. Seseorang yang tidak dicintai oleh orang lain merasa dirinya kesepian dan terpencil.

Suami pun demikian. Dia juga membutuhkan cinta dan kasih sayang. Sebelum kawin, cinta dan kasih sayang orangtuanya telah memenuhi kebutuhan ini, tetapi kini dia mengharapkan kita-lah yang memenuhinya. Laki-laki mencari istri untuk mendapatkan cinta dan persahabatan yang merupakan kebutuhan manusia. Ia berjuang keras untuk mencari nafkah dan menyenangkan anda. Dia berbagi segala kesulitan hidup dengan anda. Dan karena pasangan sejati kita itu lebih memikirkan tentang kebahagiaan kita daripada orangtua kita, maka tunjukkanlah penghargaan kepadanya dan cintailah dia, dia akan mencintai kita kembali. Cinta adalah hubungan dua arah yang mempersatukan dua hati.

Bila cinta terjadi secara timbal-balik, dasar-dasar perkawinan menjadi kokoh dan perpisahan pun dapat dihindarkan. Jangan terlalu merasa bahwa suami jatuh cinta kepada kita pada pandangan pertama, karena cinta yang demikian itu tidak kekal. Cinta abadi terjadi karena kebaikan hati dan kasih sayang yang tetap dalam bentuk persahabatan yang akrab.

Bila kita wanita mencintai suami dan bersahabat dengannya, maka ia akan bahagia dan mau berjuang dan mengorbankan dirinya demi kesejahteraan kita. Seorang laki-laki yang merasakan cinta istrinya, jarang menderita kesehatan yang kurang baik atau lekas marah. Bila seorang laki-laki tidak mendapatkan cinta dan persahabatan yang hangat dari pasangannya, ia dapat menjadi minder (rendah diri) dan segan untuk pulang. Mungkin ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di luar rumah untuk mencari kawan dan perhatian. Mungkin ia berkata pada dirinya sendiri: "Mengapa aku harus bekerja untuk orang yang tidak menyukaiku ? Lebih baik aku bersenang-senang sendiri dan berusaha mendapatkan teman yang sejati."

Ada kemungkinan seorang wanita mencintai suaminya tetapi jarang menunjukkan (mengekspresikan)-nya rasa cintanya itu. Ini tidak cukup untuk memantapkan tali persahabatan dan hal seperti itu tidak dibenarkan. Sesekali, ucapan-ucapan seperti "aku mencintaimu", "aku merindukanmu", "aku senang berjumpa denganmu", sangat membantu dalam menciptakan persahabatan yang baik. Ketika suami sedang dalam perjalanan, istri sebaiknya menulis surat bahwa ia merindukan suaminya. Bila ada telepon di tempat kerja suami, istri dapat menelponnya sesekali, tetapi tidak terus-menerus. Istri sebaiknya memberikan pujian terhadap suaminya di hadapan teman-teman dan keluarga bila ia sedang tidak berada di tempat itu dan membelanya bila seseorang berbicara tidak baik mengenai dia.

Allah SWT berfirman mengenai ikatan cinta dan kasih sayang ini dalam Al Qur' an: Dan di antara tanda-tandaNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar--benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir. (QS 30:21)

Imam Ridha a.s. menyatakan : "Wanita yang menunjukkan rasa cinta dan kasih sayangnya merupakan berkah bagi suaminya".

Rasulullah SAW bersabda: "Wanita yang terbaik di antara kamu adalah yang memiliki cinta dan kasih sayang".

"Imam Shadiq a.s. mengatakan: "Bila kau mencintai seseorang, biarkan ia mengetahuinya".

Keagungan Seorang MUHAMMAD SAW,

Assalamu'alaikum,,,

Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. 
Sayidatina ‘Aisyah menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sembahyang.”
Pernah baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda amat lapar waktu itu. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya,
“Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang kemerah-merahan’)
Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah lantas berkata,
”Kalau begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.
Pernah baginda bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
Prihatin, sabar dan tawadhuknya baginda sebagai kepala keluarga.
Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai bersembahyang :
“Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar”
“Ya Rasulullah… mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit…”
desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?”
Lalu baginda menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar bila kain rida’nya direntap dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa kehambaan dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ketuanan.
Anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih dari yang lain, ketika di depan umum maupun dalam keseorangan.
Ketika pintu Syurga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah, hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemahuan jiwanya yang tinggi.
Bila ditanya oleh Sayidatina ‘Aisyah, “Ya Rasulullah, bukankah engkau telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”
Rasulullah s. a. w. bersabda, “Sampaikan pesanku walau sepotong ayat”

Muhammad SAW dan seorang pengemis buta.

Assalamu'alaikum,,,,,

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.”
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW yang dihinanya setiap hari. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu pun kebiasaan Rasulullah yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.” “Apakah Itu?,” tanya Abubakar RA. “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana,” kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, ”Siapakah kamu?” Abubakar RA menjawab, ”Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).” ”Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta itu.
”Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, ”Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Mendengar penjelasan Abubakar RA, seketika itu juga pengemis itu meledak tangisnya, sangat menyesal, dan dalam basahnya air mata ia berkata, ”Benarkah itu? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia, begitu agung…. ”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.[]

MALAIKAT MAUT.

☆BismillahirRahmanirRahim☆


Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarakatuh,,,,,

Sebuah hadist Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Abbas Radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :

" Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah setiap manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari".

Ketika Izrail datang memperlihatkan wajah manusia di dapati ada yang sedang tertawa-tawa..

Maka berkatalah Izrail:"Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah ta'ala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih bersenang-senang bergelak tawa".

Manusia tidak akan sadar bahwa dirinya selalu diperhatikan oleh malaikat maut, kecuali orang-orang shalih yang senantiasa ingat akan kematian.

Golongan ini tidak lalai dan selalu sadar terhadap kehadiran malaikat maut, karema mereka selalu memperhatikan hadist-hadist Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang jelas menjelaskan mengenai perkara-perkara ghaih, terutama perihal kematian dan hubungannya dengan malaikat maut.

Apabila satu hari=24 jam atau 1440 menit, dalam sehari kita dikunjungi malaikat maut sebanyak 7
kali, dengan kata lain dalam sehari kita malaikat maut mengunjungi kita setiap 20,57 menit. Menjenguk kita atau mencabut nyawa kita apabila Allah ta'ala sudah memerintahkannya.

Sadarkah kita bahwa kita telah dijenguk, dilihat bahkan diperhatikan muka kita dan segala tingkah laku kita oleh sang pencabut nyawa setiap 21 menit sekali?

Semoga qta trmsuk gol. Orang yg sllu mngingat kmatian dan sm0ga ketika malaikat maut menjenguk kita untuk terakhir kalinya, kita berada dalam keadaan khusnul khatimah(baik di penghabisan). aamiin ya Rabbal 'alamin.

"Barangsiapa yang pada akhir kalimatnya (yaitu pada saat kematiannya) mengucapkan " Laa illaaha illallah" maka ia dimasukkan ke dalam surga" (HR. Hakim)

Rabu, 18 Mei 2011

CERMIN WANITA SHALIHAH

ASSALAMU'ALAYLUM WARAHMATULLAH WABARAKAATUH.


Sungguh mulia wanita shalihah. Yaitu, wanita yang menjaga ketaatannya pada aturan-aturan Allah dan rasul-Nya. Setiap untaian kata dan perbuatannya bernilai bagaikan untaian intan yang bermutu tinggi. Ia juga selalu menjaga akhlaknya, terutama sifat malu. Karena ahlak mulia tersebut mencerminkan kekokohan imannya dan kemampuannya menjaga diri (iffah).


Malu adalah akhlak indah dan terpuji. Sifat ini juga cerminan dari kesempurnaan budi pekerti dan perhiasan yang anggun. Sungguh indah jika malu ini menghiasi seorang muslimah. Sifat malu dapat memadamkan keinginan untuk berbuat tercela. Juga menahan keinginan menampilkan perhiasan dan auratnya bagi lelaki yang bukan mahramnya. Sungguh benar sabda Rasulullah SAW bahwa malu merupakan bagian yang penting daripada iman.


“Iman terdiri dari tujuh puluhan atau enampuluhan cabang. Cabang yang paling utama adalah mengucapkan Lailaha illallah. Yang paling bawah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu juga termausk cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Ketika sifat malu hilang dari seseorang, dia mudah melakukan berbagai pelanggaran dan tidak segan untuk bermaksiat. Misalnya, tabarruj dan mengumbar aurat secara terang-terangan. Padahal, aurat adalah sesuatu yang seseorang harus merasa malu jika tersingkap.


Pada zaman dahulu, para shahabiyah adalah wanita yang begitu menjaga kehormatan mereka. Aisyah, istri Rasulullah SAW, bahkan punya rasa malu yang luar biasa. Aisyah terbiasa berziarah ke makam Rasulullah SAW, yang berada di dalam kamarnya, tanpa berhijab. Ketika ayah beliau, Abu Bakar wafat dan dikebumikan di sebelah makam rasul, Aisyah masih leluasa berziarah tanpa mengenakan jilbab. Tapi, kebiasaan itu berubah ketika Umar dikuburkan di kamarnya bersebelahan dengan makam Rasulullah SAW dan Abu Bakar. Setiap kali masuk ruangan itu, beliau mengenakan hijab secara lengkap. Hal itu dikarenakan Umar bukan muhrim bagi Aisyah. Meskipun Umar telah meninggal dan berada di dalam tanah.


Begitu pula ketika ada seorang pria buta yang datang untuk berkonsultasi dengan beliau. Balutan jilbab syar’i yang lengkap menutupi beliau selama menjawab pertanyaan pria ajnabi tersebut. Lalu seseorang bertanya kepada beliau, kenapa harus berjilbab padahal orang tersebut buta? Aisyah justru balik bertanya, “Ia memang tidak bisa melihat. Tapi, apakah saya buta?”


Selain itu ada Sayyidah Fatimah Az-Zahra, shahabiyah panutan kaum muslimah, beliau adalah orang yang pertama membuat keranda bagi jenazah. Pada waktu itu, memang masih umum pelayat takziyah mengusung mayat tanpa keranda seperti yang kita kenal hari ini.


Fatimah binti Rasulullah merasa bahwa ajalnya telah dekat. Karena Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa beliaulah anggota keluarga yang pertama kali menyusulnya wafat. Putri Rasulullah SAW yang juga istri Ali Bin Abi Thalib ini berpesan kepada Asma’ binti Umais, yang hampir setiap hari menjenguknya. “Saya kurang senang atas apa yang diperbuat terhadap wanita jika meninggal. Mereka hanya ditutupi dengan kain, sehingga bentuk badannya terlihat,” kata Fatimah kepada Asma’, istri Abu Bakar As-Shiddiq.


“Apakah engkau mau aku tunjukkan sesuatu yang pernah aku lihat di Habasyah.” ujar Asma’ yang pernah hijrah ke negeri tersebut.


Asma’ lalu membuat semacam keranda. Kerangkanya terbuat dari pelepah kurma, sedangkan bagian luarnya ditutup dengan kain. Dengan begitu, jenazah yang dibawa dengan keranda itu tidak terlihat dari luar. Begitu Fatimah melihat keranda itu, beliau sangat gembira hingga tertawa. Beliau lalu berpesan, “Nanti, jika saya meninggal, kamu dan suamiku, Ali yang akan memandikanku, dan jangan ada orang lain yang ikut memandikanku. Setelah itu, buatkan keranda seperti itu untukku.”


Menutup aurat adalah ketetapan mutlak dari Allah SWT. Dalam sebuah ayat disebutkan (artinya), “Dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” (QS. An-Nur: 31).


Perhiasan atau az-ziynah yang diperintahkan untuk ditutup dengan hijab termasuk hingga anggota tubuh yang tersembunyi seperti telinga, leher, rambut, tangan, dan betis. Ketetapan ini demi menjaga penampilan wanita muslimah agar lebih terhormat. Dan juga untuk membedakannya dari wanita non muslim atau wanita fajir.Selain itu, hendaknya wali dari seorang muslimah, semisal ayah, saudara lelaki atau suami, ikut menjaga. Tumbuhkan rasa ghirah jika menyaksikan istri, saudari atau putrinya keluar rumah tanpa menutup aurat mereka dengan hijab yang syar’i. Karena berhijab itu karena menjalankan perintah Allah bukan karena ingin mengikuti tren fashion yang sedang digandrungi.


Hukum Syariah memerintahkan agar wanita memilih pakaian yang dapat menutup tubuh dan menyembunyikan warna kulit. Bukan pakaian modis nan seksi yang mengumbar bagian tubuh tertentu. Selain itu juga menghindari warna yang mencolok, karena itu mengundang perhatian orang banyak. Banyak yang mengatakan bahwa wanita akan tampak menarik dengan berbagai aksesoris dan balutan busana yang pas di badan, apa lagi bila busana yang dikenakan mengikuti lekuk bentuk tubuh yang memakainya. Gaya busana seperti itu sesungguhnya adalah gaya wanita jahiliyah. Konon wanita pada zaman itu suka memamerkan wajah ayunya, mengurai rambut hingga terlihat leher yang jenjang dan perhiasannya. Bersuara manja dan serak-serak basah untuk menarik perhatian. Namun aneh bin ajaib, justru gaya kuno tersebut yang ditiru oleh manusia modern hari ini. Naudzu billah.


SEMOGA BERMANFAAT..

5 Tingkatan Ukhuwah

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh.


Islam menjadikan persaudaraan dalam islam dan iman sebagai dasar bagi aktifitas perjuangan untuk menegakkan agama Allah di muka bumi. Ukhuwah islamiyah akan melahirkan rasa kesatuan dan menenangkan hati manusia. Banyak persaudaraan lain yang bukan karena islam dan persaudaraan itu tidak akan kuat dan kekal. Persaudaraan Islam yang dijalin oleh Allah SWT merupakan ikatan terkuat yang tiada tandingannya.
Perpecahan dikalangan umat dewasa ini terjadi disebabkan mereka tidak memenuhi persyaratan ukhuwah, yaitu kurangnya mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang bersungguh-sungguh.


Allah SWT berfirman, ketaatan beribadah dan ketakwaan sebagai solusi dari perpecahan umat. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
(QS. Al-Hujurat:10)
Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses terbentuknya ukhuwah islamiyah antara lain ada 5 :


1. Ta’aruf (Saling Mengenal) : ini adalah tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dsb. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran(Fikriyyan). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan thd suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi/diikuti,dll. Dan pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Seoerti kalau kita kenalan dengan orang pertama kalinya, kita tanya alamat, no HP dsb


2. Tafahum (Saling Memahami) : proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami kekurangan dan kelebihan saudara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai, menempatkan posisi seperti apa bila kita bersamanya dsb.


3. Ta’awun (Saling Menolong) : lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal ( saling Bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan org lain.


4. Takaful (Saling Menanggung) : rasa sedih dansenang diselesaikan bersama. Ketika ada saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut menanggung dan menyelesaikan masalahnya tersebut. Contoh mudah nya, ketika teman kita belum mampu membayar SPP bulan ini, maka kita menanggung biaya nya tersebut. Dsb.


5. Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri) : ini adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. Tingkatan iman nya para sahabat. Banyak hadist yang menunjukkan itsar ini. Seperti ketika dalam suatu perang, salah seorang sahabat sangat kehausan. Kebetulan ia hanya tinggal mempunyai 1 kali jatah air untuk minum. Saat akan meminum nya, terdengar rintihan sahabat lain yang kehausan. Maka air tersebut ia berikan kepada sahabat yg kehausan itu. Saat mau meminumnya terdengar sahabat lain lagi yang merintih kehausan. Kemudian ia berikan air tersebut kepada sahabat itu. Begitu seterusnya sampai air tersebut kembali kepada si pemilik air pertama tadi. Akhirnya semua syahid.


Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri (HR. Bukhari-Muslim).


Betapa indah ukhuwah islamiyah yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya. Bila umat islam melakukannya, tentunya terasa lebih manis rasa iman di hati dan terasa indah hidup dalam kebersamaan. Mari kita mulai dari diri kita, keluarga, masyarakat dekat untuk menjalin persaudaraan islam ini.


wallahu ta’ala a’lam bisshawab.


SALAM UKHUWAH FILLAH..^_^

Jumat, 06 Mei 2011

RENUNGAN UNTUK MUSLIMAH

Aku bukan Muslimah yang baik.....
ketika muslimah lain sibuk membaca dan mentabburi Al-Qur'an,
aku sibuk mendengarkan lagu picisan yang tak membuatku semakin dekat dengan-NYA.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain sedang sibuk sedang sibuk menambah hafalan-hafalan ayat-Nya,
aku malah asik menghafal lagu-lagu yang melalaikan aku dari-Nya.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain makin memanjangkan jilbabnya,
aku malah semakin risih dengan jilbab panjang.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain sibuk menuntut ilmu-Nya,
aku malah sibuk dengan urusan dunia yang membuat jauh jarak dengan-Nya.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain malu menampakkan wajah dan fotonya,
aku malah sibuk meng-upload foto-fotoku agar bisa dilihat semua orang.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain berusaha menundukkan pandangannya,
aku malah sibuk memperhatikan wajah tampan yang bukan mahramku.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain menjaga hubungan dan jarak dengan lawan jenisnya,
aku malah duduk berdekatan dengan pria.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain berbincang tentang hal-hal yang bermanfaat,
aku malah membicarakan aib dan jejelekan orang lain.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain menjaga kata-katanya dengan baik,
aku malah sering menyakiti hati orang lain dengan lisanku.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain belajar untuk terus mempercantik hati dan akhlaknya,
aku lebih asyik memperindah fisikku saja.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain sedang berpuasa sunnah,
aku
lebih memilih selalu mengenyangkan perutku.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketikak muslimah lain bangun disepertiga malam untuk bermunajat pada-Nya,
aku lebih memilih berselimut dan tidur sepuasnya.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain sibuk untuk berda'wah dijalan-Nya,
aku lebih memilih santai dan menonton TV dirumah.
Aku bukan muslimah yang baik.....
Ketika muslimah lain sibuk ingin mendapatkan ridho dan cinta-Nya,
aku malah sibuk ingin mendapatkan sanjungan dan cinta makhluk-Nya saja.
Aku bukan muslimah yang baik......
Ketika muslimah lain gelisah disaat imannya menurun,
aku malah semakin lalai dengan dunia.

Ya....
Aku memang bukan muslimah yang baik,
namun aku berharap bisa menjadi seperti muslimah lain yang beristiqomah berjuang untuk mendapatkan cinta-Nya.

Ya Rabb ampuni muslimah yang tidak baik ini,
semoga Engkau senantiasa membimbing muslimah tidak baik ini agar menjadi lebih baik dihadapan-Mu....
Aamiin ya Rabb, T___T