Kamis, 14 Juli 2011

GANGGUAN PSIKOSOMATIS

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Yukk belajar tentang kesehatan

Gangguan psikosomatis adalah gangguan atau kelainan fisik yang ditimbulkan oleh gangguan psikis atau gangguan jiwa. Jadi, gangguan atau keluhan ini terjadi bila seseorang ada gangguan pada kejiwaannya, baik itu gangguan yang sifatnya mikro maupun makro (misalnya kecemasan, stress, depresi, emosi tidak stabil, konflik, dll). Kelainan yang dialami oleh masing-masing orang beda-beda. Biasanya berupa keluhan-keluhan ringan seperti mual, kembung, sakit kepala, pegal-pegal, nyeri otot, diare. Tapi kadang juga terjadi keluhan yang tampak serius, seperti muntah-muntah, migren, gatal-gatal pada kulit, demam lama, sesak nafas, dll. Walaupun secara fisik tampak menggangu, namun semua keluhan itu bukan benar-benar merupakan kelainan fisik dan seringkali dalam pemeriksaan fisik atau lab tidak dijumpai kelainan.

Misalnya, menjelang akad nikah mempelai mules berat tapi tidak ingin buang air. Kalau diberi obat mules, dia akan sembuh. Karena asalnya bukan karena mikroorganisme, mungkin saja mules itu akan muncul lagi. Setelah akad nikah selesai, lancar, mules itu akan hilang sendiri. Mungkin kita semua pernah mengalami gambaran yang hampir serupa dengan itu.



Keluhan Psikosomatik

Pasien dengan keluhan fisik yang sangat banyak dan sering berganti-ganti setiap minggunya, biasanya datang pertama kali ke tempat praktek dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam.

Dokter biasanya akan memeriksa fisik pasien dengan keluhan seperti ini dan menyarankan beberapa tes penunjang. Tapi hampir tidak pernah ditemukan kelainan fisik yang mendasari keluhannya. Begitu juga dengan hasil tes penunjang seperti laboratorium, radiologi ( rontgen, CT-Scan atau MRI ), atau bahkan sampai endoskopi, tidak ditemukan kelainan pada pasien.

Bila sudah begini biasanya dokter umum atau spesialis lain akan merujuk pasien dengan keluhan seperti ini untuk datang ke psikiatersupaya dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut. Namun tentunya tidak mudah meminta pasien untuk menuruti saran ini. Beberapa di antaranya malah merasa bahwa dokternya tidak mampu mengobati dirinya. Selanjutnya pasien akan mencari dokter lain untuk mencoba mengobati ”penyakitnya” ini. Tidak heran pasien biasanya memiliki rekam medik yang sangat tebal dan mempunyai beberapa dokter sekaligus.



Gangguan Kejiwaan

Dalam bidang kesehatan jiwa, gangguan psikosomatik sebenarnya termasuk dalam bagian gangguan somatoform . Gangguan ini ditandai dengan adanya suatu keluhan fisik yang berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis, meskipun sudah berkali-kali dilakukan dan hasilnya normal. Setidaknya pun ada gangguan fisik maka gangguan tersebut berbeda atau tidak dapat menjelaskan keluhan yang dikemukakan pasien.

Biasanya gejala ini ada hubungannya dengan konflik dan perkembangan psikologis dari pasien, namun pasien biasanya menolak gagasan adanya hubungan antara penyakit yang diderita dengan problem atau konflik kehidupannya. Bahkan bila ditemukan adanya tanda depresi atau kecemasan pada pasien, pasien tetap menolak adanya hubungan tersebut.

Gangguan ini juga sering ditimbulkan pada pasien dengan gangguan kecemasan yang sangat seperti pada gangguan panik. Gejala jantung berdebar sangat sering dikeluhkan oleh pasien gangguan panik. Selain itu juga sering mengalami sesak napas. Kondisi ini juga meresahkan pasien karena ketika diperiksa ternyata tdak terdapat kelainan dalam organ tubuh pasien.



Apa Yang Harus Dilakukan ?

Pasien atau keluarga pasien yang mengalami hal ini dapat segera datang untuk bertemu dengan psikiater. Penjelasan tentang bagaimana mekanisme stres berpengaruh ke fungsi tubuh akan membantu pasien dalam memahami gangguan Psikosomatik yang dideritanya saat ini. Walaupun dalam pemeriksaan klinis dan penunjang tidak didapatkan keluhan, pasien dengan keluhan ini mengalami suatu disfungsi di sistem saraf pusat terutama di sistem saraf otonom dan jaras hipotalamus pituitary adrenal (HPA Axis). Kondisi ini telah diteliti oleh ilmuwan di Amerika Serikat dan memang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan secara umum.

Pengobatan dengan pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat dengan dosis yang tepat dan dalam jangka waktu tertentu akan membantu pasien menghadapi keadaan gangguan Psikosomatiknya dan akhirnya dapat berfungsi secara baik kembali.

dr.Andri,SpKJ

Psychosomatic Medicine Specialist

Referensi: berbagai sumber



Psikosomatis adalah kondisi yang terbilang wajar, asalkan tidak ekstrim. Bisa sembuh dengan sendirinya begitu pencetus stress-nya hilang. Jadi penderita perlu memahami stress apa saja yang bisa menimbulkan kondisi itu. Stress itu pada umumnya terkait dengan sesuatu yang membebani pikiran, sesuatu yang membuat malu atau rendah diri bila tidak berhasil, mengecewakan orang tua atau kekasih mungkin, atau apa saja yang pada hakikatnya terkait dengan ego manusia. Kendalikan stress tersebut , psikosomatis akan surut. Kenali stress kita, manage stress kita agar tidak negatif, maka kita bisa menjadi orang yang bergerak maju. Sekalipun tidak mudah untuk mengatasinya, tapi usaha yang keras akan menuai hasil. Insya Allah.

Meredam psikosomatis dengan ibadah, "Insya Allah, keseluruhan aktivitas ibadah seperti puasa, shalat, dzikir, shalat sunnah seperti tahajud, taubat, menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat, akan mendatangkan rasa aman dan tenang sehingga memberikan kesempatan kepada tubuh kita sehat secara sempurna"

Semoga bermanfaat...^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar